Selasa, 24 Juli 2012
Maaf
Dengan penuh semangat ia berjalan ke tempat itu, membawa bungkusan cukup besar. Orang yang dihampirinya, teman dekatnya sejak lama, sedang berkumpul dengan mereka, mungkin teman-temannya karena mereka terlihat begitu intim. Penuh senyum ia menghampiri laki-laki itu. Berharap ia akan segera menemui senyum itu, tapi harapannya pupus begitu cepat ketika detik berikutnya ia berada dihadapannya dengan mendengar kata-kata itu, kata-kata yang mentulikan pendengarannya. "Siapa kamu?" kata laki-laki itu dengan wajah datar. Deg. Dadanya panas, hatinya perih. Petir itu menyambar tepat pada dirinya. Tertunduk dan menahan sesak. "Aku...bukan siapa-siapa. Maaf," katanya smabil pergi bersama air mata tak terbendung hingga panggilan dibelakangnya pun tak lagi ia hiraukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar