Kutatap kembali senja kala itu.
Berharap kutemukan seulas senyum manis dari parasmu.
Namun tak kujumpai juga.
Hingga akhirnya malam merenggut semua kerinduanku.
Aku berjalan di satu sisi malam.
Berharap kau yang akan aku jumpai.
Namun ternyata kau tak disana.
Aku ingat senyum terakhirmu senja itu.
Lantas langit indah itu merenggut semuanya dariku.
Menenggelamkan semua mimpi yang kususun rapi.
Aku yang kini sendiri,
menantimu yang tak akan pernah kembali dismapingku.
Walaupun itu hanya bayangmu.
Rindu yang semakin menggunung,
tak mampu lagi kutahankan.
Selamat Datang :)
Menulis ya? Hmm..
Menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Kamu bisa menulis apapun tanpa batas. Menulis merupakan cara kamu berbicara dengan dirimu sendiri. Dengan menulis, kamu akan mengetahui kondisimu saat itu.
Selamat menulis :)
Sabtu, 28 April 2012
Saat Aku..
Saat kesunyian berada di tengah-tengahku,
kupejamkan mata.
Berharap kan ada setitik cahaya,
membawaku kembali.
Mengantarkanku pada kebahagiaan,
yang kian terpancar di pelupuk mataku.
Aku..
akan menunggu.
kupejamkan mata.
Berharap kan ada setitik cahaya,
membawaku kembali.
Mengantarkanku pada kebahagiaan,
yang kian terpancar di pelupuk mataku.
Aku..
akan menunggu.
Biarkan Aku
Apalagi yang hendak ku kejar,
bila sang mentari kini telah kehilangan cahayanya.
Berharap kan ada pelangi,
saat rintik hujan mengakhiri waktu.
Senyap ini telah menguburku,
biarkan aku tetap tenggelam.
Menikmati semilir angin ketabahan,
biarkan aku tetap bertahan.
Walau duri tajam ini,
harus menghempas ku ke ketiadaan
bila sang mentari kini telah kehilangan cahayanya.
Berharap kan ada pelangi,
saat rintik hujan mengakhiri waktu.
Senyap ini telah menguburku,
biarkan aku tetap tenggelam.
Menikmati semilir angin ketabahan,
biarkan aku tetap bertahan.
Walau duri tajam ini,
harus menghempas ku ke ketiadaan
Jiwa Bersemangat
Ya, bahkan waktu pun tak akan berani berpaling darinya
Hentakan semangat yang selalu berkobar dalam jiwa
Orang yang tak kenal menyerah
Hanya rintihan-rintihan kecil yang selalu diabaikan
Ada mimpi disetiap langkahnya, ada harap di setiap doanya
Nyanyian senja yang selalu membimbingnya
Antarkan dia pada setiap harap dan citanya
didedikasikan untuk sahabatku,yhohana.
Hentakan semangat yang selalu berkobar dalam jiwa
Orang yang tak kenal menyerah
Hanya rintihan-rintihan kecil yang selalu diabaikan
Ada mimpi disetiap langkahnya, ada harap di setiap doanya
Nyanyian senja yang selalu membimbingnya
Antarkan dia pada setiap harap dan citanya
didedikasikan untuk sahabatku,yhohana.
Tak Akan Ku Lupa
Saat koridor-koridor itu mulai terbasahi.
Gelap menyelimuti setiap orang berseragam.
Kau datang membawakanku pelangi,
saat hujan luka itu masih menari diatas perih.
Kau hadirkan senyum terindah,
saat aku tenggelam dalam larutnya kegelapan.
Sedikitpun tak akan ku lupa,
saat kau membawaku ke kehidupan.
Sedikitpun tak akan ku lupa,
saat senyummu menjadi satu2nya nafas untukku.
Didedikasikan untuk seorang sahabat di masa SMA
Gelap menyelimuti setiap orang berseragam.
Kau datang membawakanku pelangi,
saat hujan luka itu masih menari diatas perih.
Kau hadirkan senyum terindah,
saat aku tenggelam dalam larutnya kegelapan.
Sedikitpun tak akan ku lupa,
saat kau membawaku ke kehidupan.
Sedikitpun tak akan ku lupa,
saat senyummu menjadi satu2nya nafas untukku.
Didedikasikan untuk seorang sahabat di masa SMA
Pelangi Kita
5 tahun yang lalu aku mengenalmu. mengenalmu sebagai orang lain. mengenalmu sebatas seorang adik kelas kepada kakak kelas. tak ada hubungan lebih yang melewati itu. itulah yang kurasa telah kujalani dulu, saat aku mengenalmu.
bukan. bukan siapa-siapa. tapi sejak saat itu kau telah berubah menjadi sesuatu untukku. kau tak pernah tahu? karena mungkin kau tak merasakan apa yang aku rasakan saat itu.
diawali dengan sebuah perkenalan biasa. perjalanan hari-hari yang tanpa aku sengaja aku rangkai. hingga saat aku menjadikanmu sesuatu untukku. bukan orang yang kukenal sebagai orang lain, tapi orang yang kini telah menyatu dalam aliran darahku. setiap waktu itu selalu kurangkai dengan rapi. kusimpan semuanya dengan baik ditempat tak terjangkau. tak pernah sekalipun kunodai semuanya. ya, semuanya. mungkin tak kau rasakan, tapi itulah kenyataannya.
selalu kuhitung setiap detik yang kulewati. berharap tak ada satu detik pun yang aku lewatkan tanpamu. bahkan ketika aku mulai merasakan hal lain yang terjadi dihatiku. namun tetap mencoba membuat semuanya masuk diakal. tak perlu hati yang berperan karena aku bukanlah siapa-siapa. cukup raga ini yang menjalani dan aku cukup mengerti. walaupun kau tidak. setidaknya aku melakukannya dengan cukup baik hingga kau pun tak pernah menyadarinya.
hati-hati yang selalu menghimpunmu. bukankah itu yang selalu mengecilkan arti diriku? selalu kutenggelamkan diriku agar aku tak perlu melihat semuanya. tapi tetap saja, aku selalu kecil untuk hidupmu. sampai saat ini pun, aku memang selalu kecil. kau hadir disaat yang tepat. memang itu yang aku butuhkan. kaulah yang melakukannya. mungkin karena kau memang milik smeua orang, semua orang yang membutuhkanmu dan yang kau butuhkan.
3 tahun yang lalu, aku kembali datang padamu setelah aku meninggalkanmu ditempat kenangan itu, kenangan bersamamu. aku datang membawa hati yang masih sama dengan dulu, tapi kau? mengingat saat bersamaku pun sepertinya telah mengabur dalam ingatanmu. miris!! menyayat rasa yang selama ini selalu kujaga, selalu kupertahankan. tapi aku bisa menerima. mungkin memang hanya sebesar itulah arti diriku. aku tak akan menuntut apapun karena kau tak pernah memiliki hak untuk itu. aku terima!
pagi itu, kulihat senyum cerahmu, kutemukan kembali kebahagiaan itu setelah 3 tahun aku tak menjumpainya. hatiku tersenyum, hatiku bahagia. karena sejak saat itulah, hidupmu akan menjadi abgian dari hidupku juga. jarak memang bukan satu-satunya yang menghambat. segalanya bisa terjadi begitu saja. memang hanya dunia maya yang menjadi perhubung kita. aku disini dan kamu disana. kita terpaut jalanan yang jauh.
senyum itu tak luntur meski kemacetan terkadang membuat waktu semakin mempersulit. kebahagiaan itu yang selalu aku tunggu. saat dimana kutemukan senyum itu ada di depan mataku. semua terasa berlalu begitu cepat. aku yang tetap menikmati kebahagiaan ini. aku yang tetap menikmati setiap senyumanmu. aku yang selalu menanti kehadiranmu. tak pernah tahu, bidadari mana lagi yang menikmati semua itu tanpa kau ketahui. aku lupa, bukan hanya aku yang ada dalam hidupmu. bukan hanya aku yang memberimu senyuman. bukan hanya aku yang selalu bersamamu. bukan hanya aku dan aku lupa semua itu.
10 bulan bersamamu, aku hanya menghancurkan hidupmu.
10 bulan bersamamu, aku hanya memberi kebahagiaan semu.
10 bulan bersamamu, aku hanya menoreh luka pada hatimu.
ya, 10 bulan.
aku pergi bukan untuk membuang semuanya. aku pergi bukan untuk melupakan semuanya. aku pergi bukan untuk mengganti semuanya. aku pergi karena aku ingin kita lebih baik bukan hanya aku, tapi kita - aku dan kamu- . 10 bulan bersamamu memang menyenangkan, tapi aku lupa satu hal, kita taka akan selamanya berada disini. suatu saat kita harus beranjak ke tempat kita pulang nanti.
bukan. bukan siapa-siapa. tapi sejak saat itu kau telah berubah menjadi sesuatu untukku. kau tak pernah tahu? karena mungkin kau tak merasakan apa yang aku rasakan saat itu.
diawali dengan sebuah perkenalan biasa. perjalanan hari-hari yang tanpa aku sengaja aku rangkai. hingga saat aku menjadikanmu sesuatu untukku. bukan orang yang kukenal sebagai orang lain, tapi orang yang kini telah menyatu dalam aliran darahku. setiap waktu itu selalu kurangkai dengan rapi. kusimpan semuanya dengan baik ditempat tak terjangkau. tak pernah sekalipun kunodai semuanya. ya, semuanya. mungkin tak kau rasakan, tapi itulah kenyataannya.
selalu kuhitung setiap detik yang kulewati. berharap tak ada satu detik pun yang aku lewatkan tanpamu. bahkan ketika aku mulai merasakan hal lain yang terjadi dihatiku. namun tetap mencoba membuat semuanya masuk diakal. tak perlu hati yang berperan karena aku bukanlah siapa-siapa. cukup raga ini yang menjalani dan aku cukup mengerti. walaupun kau tidak. setidaknya aku melakukannya dengan cukup baik hingga kau pun tak pernah menyadarinya.
hati-hati yang selalu menghimpunmu. bukankah itu yang selalu mengecilkan arti diriku? selalu kutenggelamkan diriku agar aku tak perlu melihat semuanya. tapi tetap saja, aku selalu kecil untuk hidupmu. sampai saat ini pun, aku memang selalu kecil. kau hadir disaat yang tepat. memang itu yang aku butuhkan. kaulah yang melakukannya. mungkin karena kau memang milik smeua orang, semua orang yang membutuhkanmu dan yang kau butuhkan.
3 tahun yang lalu, aku kembali datang padamu setelah aku meninggalkanmu ditempat kenangan itu, kenangan bersamamu. aku datang membawa hati yang masih sama dengan dulu, tapi kau? mengingat saat bersamaku pun sepertinya telah mengabur dalam ingatanmu. miris!! menyayat rasa yang selama ini selalu kujaga, selalu kupertahankan. tapi aku bisa menerima. mungkin memang hanya sebesar itulah arti diriku. aku tak akan menuntut apapun karena kau tak pernah memiliki hak untuk itu. aku terima!
pagi itu, kulihat senyum cerahmu, kutemukan kembali kebahagiaan itu setelah 3 tahun aku tak menjumpainya. hatiku tersenyum, hatiku bahagia. karena sejak saat itulah, hidupmu akan menjadi abgian dari hidupku juga. jarak memang bukan satu-satunya yang menghambat. segalanya bisa terjadi begitu saja. memang hanya dunia maya yang menjadi perhubung kita. aku disini dan kamu disana. kita terpaut jalanan yang jauh.
senyum itu tak luntur meski kemacetan terkadang membuat waktu semakin mempersulit. kebahagiaan itu yang selalu aku tunggu. saat dimana kutemukan senyum itu ada di depan mataku. semua terasa berlalu begitu cepat. aku yang tetap menikmati kebahagiaan ini. aku yang tetap menikmati setiap senyumanmu. aku yang selalu menanti kehadiranmu. tak pernah tahu, bidadari mana lagi yang menikmati semua itu tanpa kau ketahui. aku lupa, bukan hanya aku yang ada dalam hidupmu. bukan hanya aku yang memberimu senyuman. bukan hanya aku yang selalu bersamamu. bukan hanya aku dan aku lupa semua itu.
10 bulan bersamamu, aku hanya menghancurkan hidupmu.
10 bulan bersamamu, aku hanya memberi kebahagiaan semu.
10 bulan bersamamu, aku hanya menoreh luka pada hatimu.
ya, 10 bulan.
aku pergi bukan untuk membuang semuanya. aku pergi bukan untuk melupakan semuanya. aku pergi bukan untuk mengganti semuanya. aku pergi karena aku ingin kita lebih baik bukan hanya aku, tapi kita - aku dan kamu- . 10 bulan bersamamu memang menyenangkan, tapi aku lupa satu hal, kita taka akan selamanya berada disini. suatu saat kita harus beranjak ke tempat kita pulang nanti.
Kedip Pesan
Aku selalu menatap layar itu. Menunggu kedipan tanda pesan darimu. Ya, menunggu dan menunggu. Itulah yang aku lakukan setiap hari, setiap waktu. Kamu ingat pertama kali kita kenal? Kita berbincang tanpa haluan yang jelas. Hingga suatu hari, perbincangan kita menjadi sebuah kebiasaan. Ya, dan itulah yang selalu aku tunggu, namun tampaknya kau tak pernah sepertiku.
Ya, merindukanmu yang jauh disana. Merindukan setiap tanda senyuman yang akan kau berikan. Hingga malam itu, entah mengapa kau membentakku, lantas pergi begitu saja. kau ingat, aku pernah mengucapkan kata itu, kata yang katamu pikirkan saja dulu. Aku sudah memikirkannya dan aku yakin, namun tetap saja kau berlalu menjauh dariku. Tak ada lagi kedip pesan meski aku selalu menunggunya. Tak ada lagi tanda senyum di setiap perbincangan kita.
Apa kisah itu kini telah menguap dalam ingatanmu? Atau kau memang sengaja menguburnya dalam-dalam agar kau tak mengingatnya lagi? Tidak, aku hanya berharap kau menjadi sahabat terbaikku, bukan seseorang yang aku bicarakan dulu. Ya, aku rasa itu cukup. Bahkan itu pun tak akan membuatmu kembali, karena kini, telah ada dia yang akan selalu mendapat kedip pesan itu, yang akan mendapat tanda senyum itu darimu.
Lantas aku hanya tersenyum dan berdoa, "Semoga Kau Bahagia".
Ya, merindukanmu yang jauh disana. Merindukan setiap tanda senyuman yang akan kau berikan. Hingga malam itu, entah mengapa kau membentakku, lantas pergi begitu saja. kau ingat, aku pernah mengucapkan kata itu, kata yang katamu pikirkan saja dulu. Aku sudah memikirkannya dan aku yakin, namun tetap saja kau berlalu menjauh dariku. Tak ada lagi kedip pesan meski aku selalu menunggunya. Tak ada lagi tanda senyum di setiap perbincangan kita.
Apa kisah itu kini telah menguap dalam ingatanmu? Atau kau memang sengaja menguburnya dalam-dalam agar kau tak mengingatnya lagi? Tidak, aku hanya berharap kau menjadi sahabat terbaikku, bukan seseorang yang aku bicarakan dulu. Ya, aku rasa itu cukup. Bahkan itu pun tak akan membuatmu kembali, karena kini, telah ada dia yang akan selalu mendapat kedip pesan itu, yang akan mendapat tanda senyum itu darimu.
Lantas aku hanya tersenyum dan berdoa, "Semoga Kau Bahagia".
Langganan:
Postingan (Atom)