Bahagiaku kini terantuk satu nama.
Deretan huruf yang membangkitkan perasaan cemburu,
membayangi sunyinya malam kelam.
Menggelapkan senja lebih cepat dari biasanya,
terseret nestapa pada gelombang waktu.
Satu nama...
Selalu kuucap ditiap do'a
Berharap Tuhan tahu maksud hati,
meski sebenernya,
Dia sangat paham apa yang terjadi.
Carut-marut goncangan hati,
meniadakan detik-detik yang melintas.
Aku pasrah...
Berharap tak ada lagi yang kan terbujur.
Usaikan mimpi yang hanya pembatas dunia.
Usaikan harap pada sebentuk do'a.
Tak ada lagi..
Ya, tak ada.
Biarkan Dia menjawab semua tanya.
Biarkan Dia mengubah segala ragu.
Cukup hanya Dia...
Tak perlu lagi berkalang pinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar