Aku mengenalnya beberapa tahun yang lalu saat aku masih duduk dibangku SMA. Pertama kali aku "menyentuhnya", aku langsung dibawanya ke negeri itu. Sejak hari itu, aku begitu dekat dengannya. Ya, sangat dekat. Dua tahun lamanya aku mengenal dia, Deutsch, Deutschland. Sampai akhirnya dengan terpaksa aku harus "mengabaikannya". Pergi meninggalkan dia yang selama ini dekat denganku.
Mengabaikan dia yang tak seharusnya kutinggalkan. Aku kini merindukannya, sangat. Merindukan saat dia berhasil menciptakan sebentuk lengkung senyum yang ditandai. Aku merindukannya, bukan hanya karena dulu pernah bersamanya, lebih dari itu. Berharap dapat menjejakkan kembali dia di sisiku, menemaniku kembali. Menciptakan cerita indah yang membawa anganku terbang ke sana. Berharap suatu hari, dia akan mengajakku menuju rumahnya, tempat yang sangat ingin kukunjungi.
Dia, masih menjadi masa laluku. Aku belum berhasil menggamitnya. Belum cukup hebat mensejajari langkahnya. Dia dan muncul dia yang lain, yang mengingatkanku padanya. Dia, yang akhirnya menyeretku untuk mensejajarinya. Namun, tetap saja. Bukan apa-apa. Ini hanya tentang aku dan dia. Maka, tak ada yang lebih berhak selain dia.
Semoga kita bisa bersama lagi, ya. Aku tetap ada di belakangmu, berusaha mengejar jejakmu, mensejajari langkah kita. Lalu kita bisa pergi bersama menuju rumahmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar