Senja itu, ia tengah
duduk di pinggiran danau dekat rumahnya. Matanya sedang asyik menikmati
pemandangan yang tak mungkin ia ciptakan dengan tangannya sendiri. Sapuan angin
lembut kemudian saling menyerbu parasnya yang halus, lalu ia menikmatinya
bersama waktu yang mulai berjalan perlahan.
Ketika sedang
asyik-asyiknya menikmati setiap momen itu, tiba-tiba saja seseorang duduk di
sampingnya. Hening. Perlahan ia menoleh kesampingnya. Oh dia, katanya dalam
hati. Lalu kembali meneruskan momen yang tadi sempat terhenti. Mereka masih
terduduk dalam diam, sampai detik berikutnya, seseorang itu memulainya.
"Ra, menurutmu
cinta itu apa?" katanya sembari menatapku.
"Hmm... cinta ya,"
kata yang ditatap.
Lalu ia mengeluarkan dua batang coklat dari dalam tasnya
kemudian menyerahkannya. Keduanya larut dalam nikmatnya coklat yang kini telah
melumer dimulutnya. Cukup lama, hingga coklat itu hampir mereka lahap habis.
"Menurutku, cinta
itu seperti coklat. Ia manis, menyenangkan, menenangkan, walau terkadang coklat
itu akan terasa pahit dan tak enak untuk dinikmati. Tapi itu akan terasa oleh
seseorang yang memakannya dan mencoba untuk menikmati tiap bagiannya. Lain lagi
dengan seseorang yang enggan untuk mencobanya,"
Yang di sampingnya
hanya mengangguk-angguk sambil terus melahap coklat ditangannya hingga
habis."Yah habis," katanya."Nah, satu hal yang sering dilupakan
sebagian orang, suatu saat coklat itu akan habis, entah kapan waktunya. Begitu
juga dengan cinta. Ia menikmatinya, lalu ketika sudah 'habis' ia akan mencari
yang baru lagi. Begitu seterusnya. Lain lagi dengan cinta kepada Yang Maha
Cinta, tak akan ada habisnya bila kita tahu cara mendapatkan dan
menikmatinya," katanya mengakhiri.
Seseorang di sampingnya lalu tersenyum sambil
mengangguk. "Iya, aku sudah mengerti,"Senyum itu memudar seiring
dengan tenggelamnya senja yang harus memisahkan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar