Disudut jendela, perempuan mulai bicara.
"Aku menyukaimu. Ya, rasa itu kini bersemayam dalam hatiku. Ia memaksaku untuk menerobos masuk kedalam hatimu. Aku tahu, sejak hari itu senyummu selalu ada dalam halaman hidupku, hingga sekarang. Dengar, cemburu itu telah hadir bersamaan dengan cinta yang bergandengan. Aku hanya tersenyum. Aku tak bisa melakukan itu. Aku harus menghormati dia yang lebih dulu bersamamu dan tidak mencuranginya. Jika saja semua rasa ini benar adanya, akan kuceritakan semua padamu. Ya, jika saja. Tapi sekarang aku belum memliki alasan kuat untuk melakukannya. Bukan, ini bukan suka, apalagi cinta. Ini hanya rasa nyaman,"
Hening.
"Kau bisa dengar itu?" ia bergumam pada langit seakan laki-laki itu berada disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar